Aku punya mimpi denganmu
Pertama kalinya dalam hidupku, aku jatuh cinta yang begitu dalam
pada seseorang.
Bertanya pada Tuhan, inikah jawaban mimpi-mimpiku selama ini?
Aku dan kau tentu saja tidak saling mengenal. Tidak!! Kita belum saling kenal .Tapi seolah aku sudah mengenalmu sekian lama. Kau begitu saja terasa sangat berarti bagiku.
Semakin aku menunggu, semakin aku melihat kelebihan-kelebihanmu.
Dan semakin indah kau di hatiku.
Kau dengan kelebihan-kelebihanmu menjawab segala penantian
hatiku selama ini.
Penantian akan belahan jiwaku. Semakin melihatmu semakin yakin kau lah belahan jiwa ku yang hilang. Maka kerinduan hati pun memupuk semakin dalam. Subur oleh harapan
Penantian akan belahan jiwaku. Semakin melihatmu semakin yakin kau lah belahan jiwa ku yang hilang. Maka kerinduan hati pun memupuk semakin dalam. Subur oleh harapan
Bulan demi bulan berlalu hingga beranjak tahun.
Setahun berlalu
Lalu
kita menjadi dekat, meski masih dalam bahasa yang hanya kita yang mengerti.
Dan hei.. ternyata kita memiliki banyak kesamaan. Kita sama-sama menginginkan hal-hal yang kita inginkan.Kita sama-sama memiliki kekurangan yang ada di diri kita. Kita sama-sama merindukan
belahan jiwa..
Tetapi kita juga ternyata sama-sama batu. Kita sama-sama tidak mau mengakui *rasa itu*
Tetapi kita juga ternyata sama-sama batu. Kita sama-sama tidak mau mengakui *rasa itu*
(Ketika akhirnya kau
menyadari rasa yang sama untukku) Kita memasang topeng
kepalsuan.
Berpura-pura menolak segala rasa yang ada diantara kita. Kita mulai menipu diri saat. kita berhadapan. Lalu kita saling membohongi diri sendiri..( lawak )
Perasaan kita mengapung begitu saja..Kita sama-sama tidak mampu membuatnya mendekat dan melekat..Kita menyimpan *rasa ini* yang sama-sama kita tahu..
Hingga akhirnya sampai pada satu titik. Aku mulai lelah.Tuhan, aku tak mau menyerah kalah. Aku terlalu mencintai mahluk ciptaan-Mu itu.
Lalu, dalam derap air mata dan rintihan hati terdalam serta
langkah yang mulai tertatih-tatih, aku mulai mengurangi pertemuan denganmu.
Meski untuk setiap langkah yang aku tahan untuk menggapaimu, maka sebesar itu pula goresan pedih yang tertoreh di hati terdalamku.
Aku belajar melupakanmu meski itu artinya aku membunuh hatiku. Tuhan, hanya kau yang tahu aku tidak bisa melupakanmu. Jadi aku menghindarimu bukan karena aku mau melupakanmu. Tapi aku terus melaju, karena aku terlalu mencintaimu..
Dan kau tersadar. Kau mulai kecarian aku. Dalam bahasa yang hanya kita berdua yang mengerti, kau menjerit mencariku. Kau panik dan memanggil-manggilku.
Segala cara kau teriakkan agar aku mau mendekatimu lagi, memeluk hatimu seperti dulu.
Segala cara kau teriakkan agar aku mau mendekatimu lagi, memeluk hatimu seperti dulu.
Kau mengejarku. Kau terjatuh-jatuh mengejarku. Kau menangis. Kau takut aku pergi..
Tetapi kau selalu tahu, aku tidak pernah pergi. Kau tahu, aku takkan pernah sanggup meninggalkanmu.
Dan kau sebenarnya yang paling tahu, bahwa kau yang "tidak
sanggup mencintaiku".
Itu mengapa kau sangat takut meraihku. Kau begitu takut menerima rasa sayang yang begitu besar yang telah kuberi padamu. Kau begitu khawatir rasa cinta yg tumbuh di hatimu untukku akan menghancurkanmu untuk kedua kalinya. Kau masih meragukan rintihan hati terdalammu. Kau benci kenapa harus mencintaiku. Kau larang hati terdalammu untuk jangan jatuh cinta padaku.
Itu mengapa kau sangat takut meraihku. Kau begitu takut menerima rasa sayang yang begitu besar yang telah kuberi padamu. Kau begitu khawatir rasa cinta yg tumbuh di hatimu untukku akan menghancurkanmu untuk kedua kalinya. Kau masih meragukan rintihan hati terdalammu. Kau benci kenapa harus mencintaiku. Kau larang hati terdalammu untuk jangan jatuh cinta padaku.
Lalu akhirnya kau benar-benar menghentikan langkahmu. Hati terdalammu sudah tak sanggup lagi menangis. Ia hanya terisak dalam sunyi. Sisi keras dan matimu menuntunmu membuat keputusan. Lalu kau membuat keputusan.
Kau memohon-mohon pada hati terdalammu agar mengizinkanmu mengambil keputusan ini.
Kau memohon-mohon pada hati terdalammu agar mengizinkanmu mengambil keputusan ini.
"Aku tak sanggup memperjuangkan cinta untuk belahan jiwamu", rintihmu pada hati terdalammu.
"Biarlah kita cuba
memberi cinta pada bunga lain yang bersemi, yang sudah pasti siap menjemput
dalam kepastian", pintamu pada hati terdalammu.
Hati terdalammu tetap tak bergeming.
Lalu, dalam rasa yang mati. Dalam tangis sunyi pecah di kisi-kisi hatimu. Pada hati yang terdalammu yang telah hancur berantakan..
Disaat orang-orang terdekatmu bahagia dengan pengumuman itu..Disaat yang sama hati terdalam mu hancur berkeping-keping..
Kosong
Hampa
Sunyi
Tiada rasa..
Hampa
Sunyi
Tiada rasa..
Lalu kau hanya terpaku ditengah jalan ini.
Dan dalam bahasa yang hanya kita berdua yang bisa mengerti,
Aku mengucapkan selamat tinggal padamu.
Aku tidak tahu.. mungkinkah kau sudah mengucapkannya terlebih dahulu.
Hati terdalamku masih dan tetap mencintaimu.
Cinta ini sudah terlalu lama dan tidak begitu saja dapat kuhapus.
Jadi biarkan aku pergi, melaju.
Tapi aku tidak mau menghapus cintaku.
Aku mengucapkan selamat tinggal padamu.
Aku tidak tahu.. mungkinkah kau sudah mengucapkannya terlebih dahulu.
Hati terdalamku masih dan tetap mencintaimu.
Cinta ini sudah terlalu lama dan tidak begitu saja dapat kuhapus.
Jadi biarkan aku pergi, melaju.
Tapi aku tidak mau menghapus cintaku.
Biarkan aku melaju terus, meski bukan untuk membuang cintaku
untukmu.
Aku melaju, hingga tiba saatnya nanti aku mampu meletakkan cinta dari hati terdalamku kepada insan lain, yang tidak takut pada jarak.
Tidak takut pada sebuah komitmen dan hubungan.
Aku melaju, hingga tiba saatnya nanti aku mampu meletakkan cinta dari hati terdalamku kepada insan lain, yang tidak takut pada jarak.
Tidak takut pada sebuah komitmen dan hubungan.
Dan yang tidak pernah membohongi cinta dari hati terdalamnya.
Hati terdalammu masih berdegup kencang. Kau mulai merasakan perih menyayat-nyayat. Basah.. Kau merasakan hati terdalammu kembali menangis.
Lalu kau pun membalikan badan, melangkah lunglai.
Biarlah kau bawa hati terdalam mu yang berdarah ini pergi.
Berharap langkah mu yang tertatih ini selanjutnya dapat terus berjalan.
Biarlah kau bawa hati terdalam mu yang berdarah ini pergi.
Berharap langkah mu yang tertatih ini selanjutnya dapat terus berjalan.
Dan berharap hati terdalammu suatu hari nanti akan memaafkanmu..
"Dan biarlah bahasa yang hanya
kita berdua yang mengerti itu... akan tetap menjadi milik kita" :)
( dan akhirnya aku sendiri keliru..ayat apakah yangku lakarkan kali ini, untuk siapa? kenapa? atas dasar apa? atau apakah aku kecewa? atau aku sudah lama biarkan taman ni sepi?) ..
C.I.N.T.A ADALAH ANUGRAH, PELIHARALAH IA SEMENTARA KITA MASIH MERASAI KEUJUDANNYA...
No comments:
Post a Comment