Cinta Kasih

Monday, September 12, 2011

..::.PoHoN CinTa Di HaTiKu.::.




Salam Sejahtera...Malam kian berlabuh manja..membelek sebuah buku hadiah dari seorang teman memancing hatiku untuk mecoret, jemariku begitu pemurah untuk berperanan..tq God..



* Tahun laksana sebatang pohon, bulan adalah rantingnya, hari adalah tangkainya, jam adalah daunnya, tarikan nafas adalah buahnya, barangsiapa tarikan nafasnya dalam ketaatan maka buah dari pohon itu adalah buah yang baik. Dan barangsiapa tarikan nafasnya dalam kemaksiatan maka buahnya pahit. Dan waktu tuaian adalah pada hari akhirat. Dan pada saat tuaian akan tampak jelas manis atau pahit buah yang dihasilkan.



* Ikhlas dan tauhid laksana sebatang pohon dalam hati. Tangkainya adalah amal, buahnya adalah kebaikan hidup di dunia dan kenikmatan abadi di akhirat, sebagaimana halnya buah-buahan syurga tidak akan terputus dan tidak akan terhalang mengambilnya. Demikian pula buah dari tauhid dan ikhlas di dunia juga seperti itu.

* Syirik, dusta dan riya’ ibarat sebatang pohon dalam hati, buahnya di dunia adalah rasa takut, risau, galau, sempit dada dan gelap hati. Buahnya di akhirat adalah zaqqum dan adzab yang kekal abadi.





* Sesungguhnya merupakan buah keikhlasan yang sempurna bagi Allah semata adalah meninggalkan syahwat karena Allah. Dan apabila selamat dari adzab Allah dan beruntung mendapat rahmat-Nya merupakan anugerah Allah. Perbendaharaan kebaikan, kelezatan bersama Allah, kerinduan kepada-Nya, bergembira dan berbahagia dengan-Nya tidak akan didapat oleh hati yang di dalamnya terdapat sesuatu yang lain selain Allah. Jika anugerah Allah itu adalah ibadah, zuhud dan ilmu, maka Allah Ta’ala tidak suka menjadikan anugerah-Nya dalam hati yang di dalamnya terdapat sesuatu yang lain selain-Nya, dan keinginan-Nya selain terkait dengan selain Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan anugerahnya tersebut dalam hati yang memandang sebuah kefakiran akan menjadi kaya bersama Allah, dan kekayaan akan menjadi fakir tanpa Allah. Kehormatan menjadi kehinaan tanpa-Nya dan kehinaan menjadi kemuliaan bersama-Nya. Kenikmatan menjadi azab tanpa-Nya dan azab menjadi kenikmatan bersama-Nya. Kesimpulannya, ia memandang kehidupan hanyalah dengan Allah dan bersama Allah. Kematian, rasa sakit, kerisauan, kegundahan dan kesedihan baru terasa bila tidak bersama-Nya. Hamba seperti ini memiliki dua surga, surga di dunia yang disegerakan dan surga di akhirat.


Dalam kitab Al-Musnad dan Shahih Abu Hatim diriwayatkan dari hadits Abdullah bin Mas’ud radyallahu ‘anhu ia berkata: “Bilamana seorang hamba ditimpa kerisauan, kegundahan dan kesedihan lalu membaca doa ini:




اللّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أو أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ
الغَيْبِ عِنْدَكَ ، أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجَلاَءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي وَ غَمِّي، إِلاَّ أَذْهَبَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمَّهُ وَ غَمَّهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَحًا


“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku di tangan-Mu. Hukum-Mu telah berlaku atasku. Takdir-Mu telah Engkau tetapkan dengan adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang telah engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari hamba-Mu, atau yang engkau rahasiakan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu. Maka dengan itu jadikanlah Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, penerang dadaku, pelipur lara dan penawar dukaku.


Niscaya Allah akan menghilangkan kerisauan dan kegundahannya dan mengganti kesedihannya dengan kegembiraan.”

Mereka berkata: “Wahai Rasulullah bolehkah kami mempelajari doa ini.” Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam berkata: “Benar, sudah sepantasnya bagi siapa saja yang mendengarnya untuk mempelajarinya.”

Dri  karya Ibnul Qayyim..






C.I.N.T.A ADALAH ANUGRAH, PELIHARALAH IA SEMENTARA KITA MASIH MERASAI KEUJUDANNYA...

No comments:

Post a Comment