Cinta Kasih

Sunday, November 25, 2012

Aku Pesawat Itu..



Jika aku sebuah pesawat, 
apa yang kau fikirkan tentangnya?






Jika aku sebuah pesawat terbang, ( tak kira MAS ke AirAsia ke ) aku ingin selalu dapat menghantarkan seseorang kepada kerabat yang dirindukan meskipun dengan alasan sederhana, home sick. Tanpa menafikan kebesaranNya yang berkuasa mempertemukan siapapun.

Jika aku pesawat, aku ingin menghantarmu ke manapun menuju arah bahagiamu..

Alangkah gembiranya karena kita kan bebas terbang, lebih dekat dengan langit melalui kaca jendela. Serta melihat gumpalan-gumpalan awan putih berjalan perlahan kemudian pergi ke beberapa tempat yang disenangi dan inginkan.

Namun sebenarnya maksudku kali ini, aku adalah sebuah pesawat sekaligus pilot tanpa penumpang di dalamnya. Tanpamu. Sehingga kalau pesawat terjatuh tak ada korban seorangpun. Tiada siapapun kecuali diri sendiri.

Aku menguasai cockpit, tempat seorang pilot mengendalikan dan mengontrol pesawat. Aku bebas mengarahkan pesawat kemana saja, menaikkan dan menurunkan hidung (nose) pesawat. Bahkan untuk menstabilkan pesawat dalam arah longitudinal. Tetapi ada hari di mana aku senang bermain-main. Seharusnya jika aku menginginkan berbelok ke kanan aku akan menggerakkan stick control ke kanan namun malah melakukan roll ke kiri.

Anggap saja gerak yang dilakukan pesawat itu adalah fikiran. Ada saat aku tak ingin mengendalikannya. Lalu meletakkannya dalam wadah yang salah namun masih berusaha tak membuatnya terhempas. Atau membiarkan kemanapun ia hendak beranjak. Seperti bagiku bulan-bulan yang bergulir semua dalam urutan Oktober, November, Desember, bulan-bulan dingin, basah dek hujan. Karena cuaca yang semakin sulit diprediksi dengan tepat sehingga jika hujan deras turun sepanjang hari di bulan Mei aku tak perlu terkejut dan selalu siap untuk basah kuyup. Atau aku menyimpan semua ubat doktor dalam medicine box sepulang memberitahukan sakitku kepadanya. Dan tak ingin menyentuh ubat-ubat tersebut meskipun sudah dijelaskan aturan pemakannya.




Selanjutnya, langkah ini kuanggap paling bijak.  Ketika kemudian aku sudah lelah. Lalu merasa takut melakukan kombinasi gerak turun sambil take off, climb dan sebagainya. Aku harus mengembalikan fikiran pada  wadah yang sebenarnya. Bahwa betapapun keadaannya. Bagaimanapun situasinya. Setiap sisi, dinding, celah, rongga kehidupan ini sepenuhnya tak ada yang kosong dari kemurahan dan kasih sayang Allah. Sedang aku adalah butiran debu dan lebih kecil dari itu. Bahkan Dia yang lebih tahu di mana kuletakkan fikiranku malam ini.

Aku masih terperosok di celah dilema... Membawa dirimu dalam hatiku atau harus tinggalkanmu sebuah landasan sebagai hentian dan noktah perhubungan agar aku tidak alfa dengan tipu daya dunia..





**~** ni sebenarnya nukilan sesorang yang mau berkongsi post di blog aq..juta-juta kali pada 


ORANG ITU...
C.I.N.T.A ADALAH ANUGRAH, PELIHARALAH IA SEMENTARA KITA MASIH MERASAI KEUJUDANNYA...

No comments:

Post a Comment